Sunday, October 17, 2010

Tingkat Kecerdasan Manusia

Otak Manusia
Menurut pendapat saya tingkat kecerdasan manusia itu terbagi menjadi empat, yaitu:

  • IQ (Intelligence Quotient)
Intelligence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan, dan mengolah  informasi menjadi fakta. IQ juga dapat berarti kecepatan otak seseorang dalam menangkap dan mencerna sesuatu.

Kecerdasan intelektual memiliki peranan penting dalam kehidupan setiap individu, karena IQ merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh otak manusia yang dapat melakukan beberpa kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar serta mengambil keputusan dan menjalankan keputusan tersebut. Orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semuanya dapat disimpan dan diolah, untuk pada waktu yang dan pada saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali.

  • EQ (Emotional Quotient)
Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi drngan baik dan berhubungan dengan orang lain (menurut Daniel Goleman). Menurut Peter Solovely dan John Mayer EQ adalah kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi. Menurut Cooper dan Sawaf EQ adalah kemempuan mengindra, memahami dan dengan efektif manerapkan kekuatan, ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh.

Sama seperti halnya IQ, EQ juga memiliki peranan penting dalam kehidupan setiap individu. Menurut Goleman bahwa EQ memiliki kontribusi penting dalam kesuksesan seseorang, bahkan melebihi dari IQ. IQ mengangkat fungsi pikiran, sedangkan EQ mengangkat fungsi perasaan. Orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya, dapat mengusahakan kebahagiaan dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.

Dengan memiliki kecerdasan emosional yang bagus, setiap individu memiliki kemampuan untuk mengenal diri sendiri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri, berhubungan dengan orang lain, kesadaran akan emosi orang lain (kemampuan mendengarkan, merasakan atau mengintuisikan perasaan orang lain dari kata, bahasa tubuh maupun petunjuk lain, serta kemampuan untuk menggunakan perasaan yang muncul dari dalam.

  • SQ (Spiritual Quotient)
Kecerdasan ini pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall. Kecerdasan ini terletak dalam suatu titik yang disebut God Spot. Mulai popular pada awal abad ke-21. Kecerdasan inilah yang menurut para pakar sebagai penentu kesuksesan seseorang. Kecerdasan spiritual diyakini sebagai kecerdasan yang paling utama dibandingkan dangan berbagai kecerdasan yang lain. Kata spiritual memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata ini berasal dari bahasa latin, spiritus yang berarti napas. Spiritual berarti pula segala sesuatu di luar fisik, ternasuk pikiran, perasaan, dan karakter manusia. Kecerdasan spiritual berarti kemampuan seseorang untuk dapat mengenal dan memahami diri seseorang sepenuhnya sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. SQ menjadi landasan yang diperlukan untuk memfungsikan dan mensinegrikan IQ dan EQ secara integral, efektif dan menyeluruh. Melalui SQ, pemikiran, perilaku dan hidup manusia diberi makna dan bermuatan makna spiritual.

Sehebat apapun manusia dengan kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosional, pada saat-saat tertentu melalui pertimbangan afektif, kognitif, dan konatifnya, manusia akan meyakini dan menerima tanpa keraguan bahwa di luar dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha Agung yang melebihi apapun, termasuk dirinya. Menurut Danah Zohar, bahwa IQ bekerja untuk melihat keluar (mata pikiran)dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SQ menunjuk pada kondisi pusat diri. Orang yang ber-SQ tinggi memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, seseorang mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.

Kecerdasan spiritual (SQ) menyadarkan seseorang akan tujuan hidup dan pemaknaan kehidupan yang dijalaninya. Bahwa hidup memiliki arah dan tujuan hidup, bahwa setiap kehidupan memiliki pemaknaan yang tidak sekedar makna-makna yang bersifat duniawi. Kecerdasan ini menjadi pedoman, arah dan tujuan hidup untuk menjalani kehidupan.

  • RQ (Religiosity Quotient)
Tingkat kecerdasan keagamaan atau RQ (Religiosity Quotient) yang tinggi, membuat anak tidak hanya beragama tetapi juga bertaqwa dalam pengalaman kehidupannya sehari-hari. Kelak bila telah dewasa ia dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dan mana yang halal dan haram. Sehingga, perjalanan hidupnya dipandu oleh nilai-nilai moral, susila dan etika. Tolok ukur RQ, yang paling utama ialah sifat amanah/memegang teguh janji serta istiqamah/ konsisten dalam kehidupan sehari-hari yang selalu mengajak pada kebaikan dan menjauhi kejahatan.


KESIMPULANNYA:

Setiap manusia memiliki kecerdasan otak (Intelligence Quotient), kecerdasan emosional (Emotional Quotient), Spiritual Quotient dan kecerdasan keagamaan (Religiosity Quotient). IQ berupa keahlian (skill) dan pengetahuan yang memiliki aspek-aspek diantaranya kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. EQ merupakan kemampuan untuk merasa, yang berpusat pada kejujuran suara hati sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, mengendalikan emosi serta kemampuan berhubungan dengan orang lain. SQ merupakan kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, kecerdasan untuk menilai tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna. RQ merupakan pelengkap yang sangat penting karena RQ membuat kita konsisten dalam kehidupan sehari-hari dan kita selalu dipandu oleh nilai-nilai moral, susila, dan etika. Empat kecerdasan ini tidak dapat dipisah kan, ketika seseorang berhasil meraih kesuksesan dengan memksimalkan IQ dan EQ, sering kali ada perasaan hampa dalam kehidupan batinnya., kerana mereka tidak memuat SQ dan RQ. Untuk menjadi seorang pribadi yang sukses, maka pribadi tersebut harus mampu menggabungkan dan mensinergakan IQ, EQ, SQ, dan RQ. Ilmu tanpa hati adalah buta, sedangkan ilmu tanpa hati dan jiwa adalah hampa.

Cukup ini saja yang dapat saya jelaskan. Semoga bermanfaat bagi para pembaca!!!

0 comments:

Post a Comment

Silakan berikan komentar atau pertanyaan anda tentang artikel ini.