Senin, 7 Maret 2016 (Kembali ke Bali dari Pulau Nusa Penida)
Bangun subuh, aktifitas seperti bisaa di pagi hari dan packing barang bawaan lagi. Makan snack dan minum kopi lalu check out dan pamit sama pemilik Home Stay hanya ada si ibu dan cucunya. Waktu sudah jam 06.15, saya pun berjalan kaki menuju Pelabuhan Buyuk sambil olahraga pagi. Waktu tempuh 15 menit berjalan kaki dari penginapan saya. Sampai di Pelabuhan Buyuk, lihat kapal yang bersandar tidak ada Fast Boat Caspla Bali satu pun dengan warna kuning khasnya (waduh, telat nih padahal belum jam 07.00 bisa naik sore atau ke Toyapakeh yang lumayan jauh kalau mau pagi). Langsung tanya ke loket Caspla Bali untuk Fast Boat tujuan Pantai Sanur dan ternyata terlambat dan masih dalam perjalanan (Alhamdulillah, keburu). Beli tiket Fast Boat 75 ribu (kali ini pakai uang pas biar gak kejadian lagi). Tak lama kapal bersandar, ternyata salah satu mesin kapal bermasalah. Hanya 2 penumpang saat itu (saya dan 1 orang bapak dengan bawaan untuk upacara) dan kru Caspla Bali. Waktu yang ditemput cukup cepat, hanya 30 menit. Sampai di Pantai Sanur dalam keadaan belum sarapan nasi, langsung saya menuju ke Warung Mak Beng di pinggir jalan masuk Pantai Sanur karena sudah jam 07.30 pasti sudah buka. Di internet sudah banyak yang rekomendasikan untuk makan di sini karena sambal dan sop ikannya yang katanya mantap! Karena penasaran, langsung saya pesan dan ternyata satu paket 45 ribu (Sop Ikan, Ikan Goreng + Sambal, dan Nasi) dan minum saya air putih biar sehat hahaha… Pas makanan datang, betapa kagetnya saya ini porsi untuk 2 orang dan saya termasuk yang dikit makannya (Duh, ngeri gak abis). Langsung deh nyobain sop ikannya dan beghhh… gila lidah terasa digoyang dengan rasanya!!! Lalu nyoba ikan goreng sama sambal dan rasanya belum bisa bikin saya wow (karena saya suka pedas, sudah macam-macam sambal saya rasakan). Gak rugi deh dengan harga segitu, pasti puas terutama sop ikannya bikin mau bungkus bawa pulang hahaha… Selesai sarapan, kata hati saya memilih untuk ke penginapan yang menjadi opsi terakhir saya (karena dapat diskon khusus dan ditungguin oleh para staff hotel hehehe…) yaitu The Pavilion Kuta yang terletak di belakang Bali Jaya Mart, tidak jadi yang di Denpasar karena melihat jarak ke tempat wisata dan waktu semakin dekat dengan Nyepi. Mencoba yang berbeda lagi, saya pesan Go-Jek dengan biaya Pantai Sanur – Bali Jaya Mart sebesar 29 ribu dan cukup lama menunggu hampir 1 jam (gile lu ndro!!) yang ternyata abang Go-Jek-nya nyari helm dulu (padahal di Bali tuh gak pake helm, telanjang dada, dan gak ada spion juga gak ditilang). Ya sudahlah, tanpa berkomentar banyak langsung menuju hotel agak binggung dan akhirnya ketemu juga. Sampai The Pavilion Kuta sudah ditunggu staff hotel dan kagetnya mereka karena saya hanya seorang diri (dikira mereka saya bersama teman hahaha…). Para Staff Hotel-nya sangat ramah sekali dan sangat membantu, fasilitas hotel memadai sekali, bisa cek di website The Pavilion Hotel Kuta. Dapat kunci kamar pas masuk tempat tidurnya 2 lagi (hahaha… mubazir banget jadi satunya lagi yang tidur tas sama makanan) dan langsung rebahan dulu, tidak lama dikasih selembar kertas yang berisi keterangan menginap saya, fasilitas yang disediakan hotel, dan peta wilayah Kuta, Bali. Ditanya tujuan selanjutnya mau kemana oleh staff hotel, saya bilang mau ke Tanah Lot (karena cukup jauh jaraknya, jadi ya pilih wisata yang jauh dulu) dan saya tanya “Ada penyewaan motor gak? Berapa?”, Dijawab “Ada, nanti saya hubungi orangnya. Kalau untuk mas 45 ribu aja, kalu orang lain 60 ribu” (asik!!!). Di Pulau Nusa Penida gak bisa mengandalkan HP, barulah di sini bisa mengandalkan GPS HP. Tidak lama datang pemilik Rental Motor yaitu Bli Komang, langsung dibuatkan nota untuk 2 hari pemakaian tanggal 7-8 karena tanggal 9 sudah Nyepi jadi total biaya 90 ribu. Sebelum berangkat tanya tentang kegiatan Pawai Ogoh-Ogoh ke staff hotel dan ternyata tempat berlangsungnya acara dekat sekali dari hotel hanya 300 meter dan besok sore acaranya (Beruntungnya saya memilih langsung ke Kuta). Jam 01.30 saya pun berangkat dengan membawa minum dan permen serta tidak lupa kamera DSLR + lensa cadangan menuju Tanah Lot dengan motor sewaan (motor matic) dan tak lupa menyapa staff hotel. Karena belum tau jalan, saya pun mengandalkan GPS dan Google Maps untuk menuju ke Pura Luhur Tanah Lot. Sempat berhenti beberapa kali untuk cek jalan takut nyasar dan tidak sempat ke tujuan karena ingin menikmati matahari terbenam (sunset) di Tanah Lot. Karena terbiasa dengan padatnya jalan raya Jakarta, macet di Bali pun tidak ada apa-apanya hahaha… (senga gayanya!) Tapi saya tidak bohong, jika di Jakarta aja bisa selap-selip kalau jalanan di Bali ibarat masih keroco dibanding Surabaya dan Jakarta (silakan rasakan sendiri). Ngebut di jalan udah kayak lagi drag race hahaha… (jangan ditiru, hanya dilakukan oleh professional *dilempar golok*). Ternyata sampai di Tanah Lot lebih cepat dari perkiraan, waktu tempuh hanya kira-kira 90 menit (ngebut loh ya). Menuju ke gerbang masuk dan membayar 12 ribu (10 ribu wisata Tanah Lot + 2 ribu parkir). Masuk terus bawa motor ke Tanah Lot dan parkir di sana sebelum itu akan melewati pos jaga dan menunjukkan tiket masuk untuk di lubangi. Karena sampai lebih cepat jadi ya saya nikmati lah pemandangan dan mengitari tempat wisata. Kondisi cukup ramai saat itu, sampai akhirnya tibalah saat yang ditunggu semua wisatawan yang ada. Semua wisatawan berkumpul di pinggir tebing untuk menikmati dan mengabadikan matahari terbenam. Karena cukup berawan jadi kurang puas untuk difoto tapi masih tetap keren! Bergegaslah saya pulang ke hotel karena HP juga low batt ditambah tidak membawa power bank jadi saya tidak gunakan GPS HP dan mengandalkan ingatan dan petunjuk jalan. Sudah sampai daerah Kuta dan tetot!!! Binggung karena banyak yang satu arah serta jalan ada yang dialihkan (kebiasaan kalo malam hari itu saya paling mudah nyasar dimanapun itu pasti nyasar). Kebinggungan karena HP mati dan gak tau jalan muter-muter aja terus di daerah Kuta berjam-jam, akhirnya minum habis dan sedikit lapar lalu saya cari supermarket sambil bertanya arah ke jalan raya Kuta patokannya Bali Jaya Mart. Setelah dapat petunjuk masih agak binggung dan nyasar muter-muter lagi (padahal sudah di Jl. Raya Kuta) sambil nyari jalan masuk ke hotel. Lalu saya coba jalan yang ditutup untuk pengalihan jalan karena hanya jalan itu saja yang belum saya lewati dan benar saja jalan masuk ke hotel di situ (hah.. selamat, akhirnya sampai juga lalu langsung nge-charge HP dan liat jam di HP sudah jam 22.40 kagetlah ternyata tadi nyasar lebih dari 3 jam!). Langsung mandi dan lanjut makan (lagi-lagi mie instant) ditambah kopi, setelah itu istirahat untuk besok. Sama sekali tidak terpikirkan untuk membeli oleh-oleh di hari itu.
Selasa, 8 Maret 2016 (Rencana eksplor Bali gagal)
H-1 Nyepi. Bangun subuh dan sarapan pagi dengan roti, setelah sudah rapi dan bawa peralatan hunting foto (kamera, lensa, tripod) berangkatlah jam 07.15 ke tempat wisata paling dekat dari hotel yaitu Pantai Kuta menggunakan motor. Inilah waktu yang tepat untuk menikmati Pantai Kuta, karena sepi saat menjelang Nyepi (ibarat Jakarta bisa dinikmati saat menjelang Hari Raya Idul Fitri jalanan sepi, Bali pun begitu saat menjelang Hari Raya Nyepi). Setelah dirasa cukup puas menikmati angin dan rindangnya pohon di Pantai Kuta saya melanjutkan ke Pantai Legian yang masih satu kawasan. Naik motor lagi dan bayar parkir 2 ribu ke petugas. Melewati Hard Rock Café Bali sampai mentok belokan baru saya parkir dan masuk ke Pantai Legian. Bedanya kalau di Pantai Legian lebih ke tempat berjemur ada bale dan payung pepohonan tidak sebanyak Pantai Kuta. Perjalanan saya lanjutkan ke Monumen Ground Zero di Legian, saya cukup kaget (jadi ini Jl. Legian yang ada Bom itu?), pantas saja memakan korban banyak sekali karena jalanannya cukup kecil, pertokoan dan bar berdempetan dibanding jalan depan rumah saya. Karena petugasnya sudah pulang jadi hanya bisa berfoto di luar Monumen Ground Zero. Barulah terpikir untuk membeli oleh-oleh, teman ada yang nitip Surfer Girl tapi tokonya tutup dan saya lalu menuju Pabrik Kata-Kata Joger khas Bali tidak bisa dibeli di luar Bali maupun online dan tetot!!! Tutup juga langsung ambil kamera ganti lensa telephoto, di zoom ke pemberitahuan yang ternyata terakhir buka itu tanggal 7 dan tutup dari tanggal 8-10 selama Nyepi, buka kembali tanggal 11 (Nangis dipojokan jalan *lebay*, karena harus pulang tanggal 10 siang). Sudah tidak ada pikiran untuk beli oleh-oleh lagi, lanjut lah saya untuk sarapan nasi di Nasi Pecel Bu Tinuk (Warung Ini Dia) yang cukup nge-hits juga di Bali tidak jauh dari Joger dan searah serta harga terjangkau. Setelah tidak dapat oleh-oleh, saya kembali ke hotel jam 09.30dan bertanya ke staff hotel “Kalau acara Ogoh-Ogoh kira-kira jam berapa? Dan katanya jalanan banyak yang ditutup?”, dijawablah “Acaranya sih malam mas, tapi biasanya mulai dipajang Ogoh-Ogohnya jam 16.00. Iya mas, banyak jalan yang ditutup terutama disekitar sini, memang mau kemana mas? Kalau bisa sampai hotel jam 14.00 takutnya masnya binggung cari jalan”, Saya jawab “Ohh gitu ya, saya mau ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) sempet gak ya kira-kira?”, Dijawab “Ohh, sempet kok mas”, Saya jawab “Oke deh, terima kasih ya *sambil kasih senyum*”. Jam 10.15 barulah saya menuju GWK Culture Park, termasuk mudah jalan menuju GWK petunjuk jalan juga memadai (berpikir besok sudah Nyepi, nanti sore jalan banyak yang ditutup, harus buru-buru dan puas-puasin). Melewati kawasan Universitas Udayana dan tidak lama sampailah saya di Garuda Wisnu Kencana Culture Park, masuk menuju loket masuk motor dan tetot!!! Petugas “Maaf mas, sudah tutup karena besok Nyepi buka lagi tanggal 10” (arrrgghhh… pupus lagi harapan untuk menikmati Bali bagian Selatan). Langsung balik kanan dan ada pikiran untuk ke Uluwatu tapi saya urungkan keinginan itu karena pasti tutup juga kecuali Pantai pasti buka, melihat waktu juga karena takut banyak jalan ditutup jadi saya putuskan untuk kembali ke hotel (huuhhhh.. gagal lagi). Selama perjalanan sempat berhenti dibeberapa titik untuk foto Ogoh-Ogoh. Ya saat menuju hotel sudah mulai ramai, macet sana-sini beberapa jalan mulai ditutup. Untungnya karena nyasar pas malam itu saya tau jalan tikus di Kuta hahaha… Sampai di hotel langsung istirahat nunggu jam 4 sore dan saya diberikan selembaran dari staff hotel mengenai peraturan selama Hari Raya Nyepi berlangsung besok. Waktu sudah menunjukkan jam 16.00 mulailah saya hunting foto sudah ada 12 Ogoh-Ogoh berukuran besar berjejer di Jl. Legian selagi menunggu peserta terakhir dalam perjalanan. Tahun ini, total peserta Fetival Ogoh-Ogoh Desa Adat Kuta berjumlah 13 tim dari tiap Sekaa Teruna di Desa Adat Kuta, penampilan tiap tim dimulai jam 19.00 dan setelah tampil Ogoh-Ogoh diarak serta dipajang di Selatan Pantai Kuta. berdasarkan info yang saya dapatkan dari Panitia dan Pecalang Desa Adat Kuta. Lomba Ogoh-Ogoh Sekaa Teruna ke-XVI dalam Festival Seni Budaya (FSB) ke-6 Desa Adat Kuta diselenggarakan di depan sebuah Pura yang terletak tepat di pertigaan Jl. Raya Kuta dan dihadiri oleh Bupati Kuta serta tokoh-tokoh Desa Adat Kuta. Oiya, mencari mesjid di Kuta tidak begitu sulit cukup bertanya saja ke warga setempat karena lokasi mesjid rata-rata masuk ke dalam gang. Setelah sudah dapat foto Ogoh-Ogoh saya beli makanan di Bali Jaya Mart untuk stok Nyepi besok karena tidak diperbolehkan keluar dari halaman hotel untuk menghormati umat Hindu yang merayakan Nyepi dan juga besok bertepatan dengan fenomena alam Gerhana Matahari Total, jam 17.30 saya kembali ke hotel menunggu acara mulai di malam harinya. Sudah hampir jam 7 malam bersiap mendokumentasikan acara tersebut semua jalan di Kuta sudah ditutup, jadi bagi yang ingin nonton diwajibkan berjalan kaki menuju ke acara. Sekeliling panggung sudah dipadati penonton dari warga lokal, jurnalis, wisatawan domestik dan internasional. Sudah dapat posisi di belakang juri lomba, saya pun mendokumetasikan melalui foto setiap penampilan dari tiap peserta lomba. Penuh sesak dan berdesakan itu yang saya rasakan saat acara berlangsung, lebih parah dari padatnya kereta jam pulang kantor. Kaki pun tak kuasa menahan lamanya penampilan dari tiap peserta, efek dari hiking di Temeling, Nusa Penida. Saya pun menyempatkan diri untuk istirahat di hotel saat penampilan peserta nomor urut 10 dari total 13 peserta. Kemudian saya lanjutkan kembali untuk menonton penampilan peserta nomor urut 11 sampai 13 (acara habis). Setelah selesai tampil tiap peserta langsung mengarak Ogoh-Ogoh mereka ke arah Selatan melewati Pasar Seni dan diakhiri dengan memajang Ogoh-Ogoh tersebut di pinggir Pantai. Selesai acara, saya menuju hotel untuk tidur dan siap untuk menikmati Nyepi di dalam hotel besok.
Sebelumnya Bagian 2 > DI SINI | Lanjut ke Bagian 4 (Terakhir + Tips) > DI SINI
Bangun subuh, aktifitas seperti bisaa di pagi hari dan packing barang bawaan lagi. Makan snack dan minum kopi lalu check out dan pamit sama pemilik Home Stay hanya ada si ibu dan cucunya. Waktu sudah jam 06.15, saya pun berjalan kaki menuju Pelabuhan Buyuk sambil olahraga pagi. Waktu tempuh 15 menit berjalan kaki dari penginapan saya. Sampai di Pelabuhan Buyuk, lihat kapal yang bersandar tidak ada Fast Boat Caspla Bali satu pun dengan warna kuning khasnya (waduh, telat nih padahal belum jam 07.00 bisa naik sore atau ke Toyapakeh yang lumayan jauh kalau mau pagi). Langsung tanya ke loket Caspla Bali untuk Fast Boat tujuan Pantai Sanur dan ternyata terlambat dan masih dalam perjalanan (Alhamdulillah, keburu). Beli tiket Fast Boat 75 ribu (kali ini pakai uang pas biar gak kejadian lagi). Tak lama kapal bersandar, ternyata salah satu mesin kapal bermasalah. Hanya 2 penumpang saat itu (saya dan 1 orang bapak dengan bawaan untuk upacara) dan kru Caspla Bali. Waktu yang ditemput cukup cepat, hanya 30 menit. Sampai di Pantai Sanur dalam keadaan belum sarapan nasi, langsung saya menuju ke Warung Mak Beng di pinggir jalan masuk Pantai Sanur karena sudah jam 07.30 pasti sudah buka. Di internet sudah banyak yang rekomendasikan untuk makan di sini karena sambal dan sop ikannya yang katanya mantap! Karena penasaran, langsung saya pesan dan ternyata satu paket 45 ribu (Sop Ikan, Ikan Goreng + Sambal, dan Nasi) dan minum saya air putih biar sehat hahaha… Pas makanan datang, betapa kagetnya saya ini porsi untuk 2 orang dan saya termasuk yang dikit makannya (Duh, ngeri gak abis). Langsung deh nyobain sop ikannya dan beghhh… gila lidah terasa digoyang dengan rasanya!!! Lalu nyoba ikan goreng sama sambal dan rasanya belum bisa bikin saya wow (karena saya suka pedas, sudah macam-macam sambal saya rasakan). Gak rugi deh dengan harga segitu, pasti puas terutama sop ikannya bikin mau bungkus bawa pulang hahaha… Selesai sarapan, kata hati saya memilih untuk ke penginapan yang menjadi opsi terakhir saya (karena dapat diskon khusus dan ditungguin oleh para staff hotel hehehe…) yaitu The Pavilion Kuta yang terletak di belakang Bali Jaya Mart, tidak jadi yang di Denpasar karena melihat jarak ke tempat wisata dan waktu semakin dekat dengan Nyepi. Mencoba yang berbeda lagi, saya pesan Go-Jek dengan biaya Pantai Sanur – Bali Jaya Mart sebesar 29 ribu dan cukup lama menunggu hampir 1 jam (gile lu ndro!!) yang ternyata abang Go-Jek-nya nyari helm dulu (padahal di Bali tuh gak pake helm, telanjang dada, dan gak ada spion juga gak ditilang). Ya sudahlah, tanpa berkomentar banyak langsung menuju hotel agak binggung dan akhirnya ketemu juga. Sampai The Pavilion Kuta sudah ditunggu staff hotel dan kagetnya mereka karena saya hanya seorang diri (dikira mereka saya bersama teman hahaha…). Para Staff Hotel-nya sangat ramah sekali dan sangat membantu, fasilitas hotel memadai sekali, bisa cek di website The Pavilion Hotel Kuta. Dapat kunci kamar pas masuk tempat tidurnya 2 lagi (hahaha… mubazir banget jadi satunya lagi yang tidur tas sama makanan) dan langsung rebahan dulu, tidak lama dikasih selembar kertas yang berisi keterangan menginap saya, fasilitas yang disediakan hotel, dan peta wilayah Kuta, Bali. Ditanya tujuan selanjutnya mau kemana oleh staff hotel, saya bilang mau ke Tanah Lot (karena cukup jauh jaraknya, jadi ya pilih wisata yang jauh dulu) dan saya tanya “Ada penyewaan motor gak? Berapa?”, Dijawab “Ada, nanti saya hubungi orangnya. Kalau untuk mas 45 ribu aja, kalu orang lain 60 ribu” (asik!!!). Di Pulau Nusa Penida gak bisa mengandalkan HP, barulah di sini bisa mengandalkan GPS HP. Tidak lama datang pemilik Rental Motor yaitu Bli Komang, langsung dibuatkan nota untuk 2 hari pemakaian tanggal 7-8 karena tanggal 9 sudah Nyepi jadi total biaya 90 ribu. Sebelum berangkat tanya tentang kegiatan Pawai Ogoh-Ogoh ke staff hotel dan ternyata tempat berlangsungnya acara dekat sekali dari hotel hanya 300 meter dan besok sore acaranya (Beruntungnya saya memilih langsung ke Kuta). Jam 01.30 saya pun berangkat dengan membawa minum dan permen serta tidak lupa kamera DSLR + lensa cadangan menuju Tanah Lot dengan motor sewaan (motor matic) dan tak lupa menyapa staff hotel. Karena belum tau jalan, saya pun mengandalkan GPS dan Google Maps untuk menuju ke Pura Luhur Tanah Lot. Sempat berhenti beberapa kali untuk cek jalan takut nyasar dan tidak sempat ke tujuan karena ingin menikmati matahari terbenam (sunset) di Tanah Lot. Karena terbiasa dengan padatnya jalan raya Jakarta, macet di Bali pun tidak ada apa-apanya hahaha… (senga gayanya!) Tapi saya tidak bohong, jika di Jakarta aja bisa selap-selip kalau jalanan di Bali ibarat masih keroco dibanding Surabaya dan Jakarta (silakan rasakan sendiri). Ngebut di jalan udah kayak lagi drag race hahaha… (jangan ditiru, hanya dilakukan oleh professional *dilempar golok*). Ternyata sampai di Tanah Lot lebih cepat dari perkiraan, waktu tempuh hanya kira-kira 90 menit (ngebut loh ya). Menuju ke gerbang masuk dan membayar 12 ribu (10 ribu wisata Tanah Lot + 2 ribu parkir). Masuk terus bawa motor ke Tanah Lot dan parkir di sana sebelum itu akan melewati pos jaga dan menunjukkan tiket masuk untuk di lubangi. Karena sampai lebih cepat jadi ya saya nikmati lah pemandangan dan mengitari tempat wisata. Kondisi cukup ramai saat itu, sampai akhirnya tibalah saat yang ditunggu semua wisatawan yang ada. Semua wisatawan berkumpul di pinggir tebing untuk menikmati dan mengabadikan matahari terbenam. Karena cukup berawan jadi kurang puas untuk difoto tapi masih tetap keren! Bergegaslah saya pulang ke hotel karena HP juga low batt ditambah tidak membawa power bank jadi saya tidak gunakan GPS HP dan mengandalkan ingatan dan petunjuk jalan. Sudah sampai daerah Kuta dan tetot!!! Binggung karena banyak yang satu arah serta jalan ada yang dialihkan (kebiasaan kalo malam hari itu saya paling mudah nyasar dimanapun itu pasti nyasar). Kebinggungan karena HP mati dan gak tau jalan muter-muter aja terus di daerah Kuta berjam-jam, akhirnya minum habis dan sedikit lapar lalu saya cari supermarket sambil bertanya arah ke jalan raya Kuta patokannya Bali Jaya Mart. Setelah dapat petunjuk masih agak binggung dan nyasar muter-muter lagi (padahal sudah di Jl. Raya Kuta) sambil nyari jalan masuk ke hotel. Lalu saya coba jalan yang ditutup untuk pengalihan jalan karena hanya jalan itu saja yang belum saya lewati dan benar saja jalan masuk ke hotel di situ (hah.. selamat, akhirnya sampai juga lalu langsung nge-charge HP dan liat jam di HP sudah jam 22.40 kagetlah ternyata tadi nyasar lebih dari 3 jam!). Langsung mandi dan lanjut makan (lagi-lagi mie instant) ditambah kopi, setelah itu istirahat untuk besok. Sama sekali tidak terpikirkan untuk membeli oleh-oleh di hari itu.
Selasa, 8 Maret 2016 (Rencana eksplor Bali gagal)
H-1 Nyepi. Bangun subuh dan sarapan pagi dengan roti, setelah sudah rapi dan bawa peralatan hunting foto (kamera, lensa, tripod) berangkatlah jam 07.15 ke tempat wisata paling dekat dari hotel yaitu Pantai Kuta menggunakan motor. Inilah waktu yang tepat untuk menikmati Pantai Kuta, karena sepi saat menjelang Nyepi (ibarat Jakarta bisa dinikmati saat menjelang Hari Raya Idul Fitri jalanan sepi, Bali pun begitu saat menjelang Hari Raya Nyepi). Setelah dirasa cukup puas menikmati angin dan rindangnya pohon di Pantai Kuta saya melanjutkan ke Pantai Legian yang masih satu kawasan. Naik motor lagi dan bayar parkir 2 ribu ke petugas. Melewati Hard Rock Café Bali sampai mentok belokan baru saya parkir dan masuk ke Pantai Legian. Bedanya kalau di Pantai Legian lebih ke tempat berjemur ada bale dan payung pepohonan tidak sebanyak Pantai Kuta. Perjalanan saya lanjutkan ke Monumen Ground Zero di Legian, saya cukup kaget (jadi ini Jl. Legian yang ada Bom itu?), pantas saja memakan korban banyak sekali karena jalanannya cukup kecil, pertokoan dan bar berdempetan dibanding jalan depan rumah saya. Karena petugasnya sudah pulang jadi hanya bisa berfoto di luar Monumen Ground Zero. Barulah terpikir untuk membeli oleh-oleh, teman ada yang nitip Surfer Girl tapi tokonya tutup dan saya lalu menuju Pabrik Kata-Kata Joger khas Bali tidak bisa dibeli di luar Bali maupun online dan tetot!!! Tutup juga langsung ambil kamera ganti lensa telephoto, di zoom ke pemberitahuan yang ternyata terakhir buka itu tanggal 7 dan tutup dari tanggal 8-10 selama Nyepi, buka kembali tanggal 11 (Nangis dipojokan jalan *lebay*, karena harus pulang tanggal 10 siang). Sudah tidak ada pikiran untuk beli oleh-oleh lagi, lanjut lah saya untuk sarapan nasi di Nasi Pecel Bu Tinuk (Warung Ini Dia) yang cukup nge-hits juga di Bali tidak jauh dari Joger dan searah serta harga terjangkau. Setelah tidak dapat oleh-oleh, saya kembali ke hotel jam 09.30dan bertanya ke staff hotel “Kalau acara Ogoh-Ogoh kira-kira jam berapa? Dan katanya jalanan banyak yang ditutup?”, dijawablah “Acaranya sih malam mas, tapi biasanya mulai dipajang Ogoh-Ogohnya jam 16.00. Iya mas, banyak jalan yang ditutup terutama disekitar sini, memang mau kemana mas? Kalau bisa sampai hotel jam 14.00 takutnya masnya binggung cari jalan”, Saya jawab “Ohh gitu ya, saya mau ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) sempet gak ya kira-kira?”, Dijawab “Ohh, sempet kok mas”, Saya jawab “Oke deh, terima kasih ya *sambil kasih senyum*”. Jam 10.15 barulah saya menuju GWK Culture Park, termasuk mudah jalan menuju GWK petunjuk jalan juga memadai (berpikir besok sudah Nyepi, nanti sore jalan banyak yang ditutup, harus buru-buru dan puas-puasin). Melewati kawasan Universitas Udayana dan tidak lama sampailah saya di Garuda Wisnu Kencana Culture Park, masuk menuju loket masuk motor dan tetot!!! Petugas “Maaf mas, sudah tutup karena besok Nyepi buka lagi tanggal 10” (arrrgghhh… pupus lagi harapan untuk menikmati Bali bagian Selatan). Langsung balik kanan dan ada pikiran untuk ke Uluwatu tapi saya urungkan keinginan itu karena pasti tutup juga kecuali Pantai pasti buka, melihat waktu juga karena takut banyak jalan ditutup jadi saya putuskan untuk kembali ke hotel (huuhhhh.. gagal lagi). Selama perjalanan sempat berhenti dibeberapa titik untuk foto Ogoh-Ogoh. Ya saat menuju hotel sudah mulai ramai, macet sana-sini beberapa jalan mulai ditutup. Untungnya karena nyasar pas malam itu saya tau jalan tikus di Kuta hahaha… Sampai di hotel langsung istirahat nunggu jam 4 sore dan saya diberikan selembaran dari staff hotel mengenai peraturan selama Hari Raya Nyepi berlangsung besok. Waktu sudah menunjukkan jam 16.00 mulailah saya hunting foto sudah ada 12 Ogoh-Ogoh berukuran besar berjejer di Jl. Legian selagi menunggu peserta terakhir dalam perjalanan. Tahun ini, total peserta Fetival Ogoh-Ogoh Desa Adat Kuta berjumlah 13 tim dari tiap Sekaa Teruna di Desa Adat Kuta, penampilan tiap tim dimulai jam 19.00 dan setelah tampil Ogoh-Ogoh diarak serta dipajang di Selatan Pantai Kuta. berdasarkan info yang saya dapatkan dari Panitia dan Pecalang Desa Adat Kuta. Lomba Ogoh-Ogoh Sekaa Teruna ke-XVI dalam Festival Seni Budaya (FSB) ke-6 Desa Adat Kuta diselenggarakan di depan sebuah Pura yang terletak tepat di pertigaan Jl. Raya Kuta dan dihadiri oleh Bupati Kuta serta tokoh-tokoh Desa Adat Kuta. Oiya, mencari mesjid di Kuta tidak begitu sulit cukup bertanya saja ke warga setempat karena lokasi mesjid rata-rata masuk ke dalam gang. Setelah sudah dapat foto Ogoh-Ogoh saya beli makanan di Bali Jaya Mart untuk stok Nyepi besok karena tidak diperbolehkan keluar dari halaman hotel untuk menghormati umat Hindu yang merayakan Nyepi dan juga besok bertepatan dengan fenomena alam Gerhana Matahari Total, jam 17.30 saya kembali ke hotel menunggu acara mulai di malam harinya. Sudah hampir jam 7 malam bersiap mendokumentasikan acara tersebut semua jalan di Kuta sudah ditutup, jadi bagi yang ingin nonton diwajibkan berjalan kaki menuju ke acara. Sekeliling panggung sudah dipadati penonton dari warga lokal, jurnalis, wisatawan domestik dan internasional. Sudah dapat posisi di belakang juri lomba, saya pun mendokumetasikan melalui foto setiap penampilan dari tiap peserta lomba. Penuh sesak dan berdesakan itu yang saya rasakan saat acara berlangsung, lebih parah dari padatnya kereta jam pulang kantor. Kaki pun tak kuasa menahan lamanya penampilan dari tiap peserta, efek dari hiking di Temeling, Nusa Penida. Saya pun menyempatkan diri untuk istirahat di hotel saat penampilan peserta nomor urut 10 dari total 13 peserta. Kemudian saya lanjutkan kembali untuk menonton penampilan peserta nomor urut 11 sampai 13 (acara habis). Setelah selesai tampil tiap peserta langsung mengarak Ogoh-Ogoh mereka ke arah Selatan melewati Pasar Seni dan diakhiri dengan memajang Ogoh-Ogoh tersebut di pinggir Pantai. Selesai acara, saya menuju hotel untuk tidur dan siap untuk menikmati Nyepi di dalam hotel besok.
Sebelumnya Bagian 2 > DI SINI | Lanjut ke Bagian 4 (Terakhir + Tips) > DI SINI